Rabu, 09 Maret 2016

Review Film: Ngenest

Review Ngenest, Ketika Ras Jadi Permasalahan Hidup



Bintang.com, Jakarta  
Jenis Film : Komedi
Produksi : Starvision
Produser : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara : Ernest Prakasa
Penulis : Ernest Prakasa
Pemain : Ernest Prakasa, Morga OeyLala Karmela, Ferry Salim, Olga Lidya
Durasi : 91 menit

Sinopsis:
Ernest (Kevin Anggara/Ernest Prakasa) tidak pernah memilih bagaimana ia dilahirkan. Tapi nasib menentukan, ia terlahir di sebuah keluarga China. Tumbuh besar di masa Orde Baru dimana diskriminasi terhadap etnis China masih begitu kental. Bullying menjadi makanan sehari-hari.
Ia pun berupaya untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, meski ditentang oleh sahabat karibnya, Patrick (Brandon Salim/Morgan Oey). Sayangnya berbagai upaya yang ia lakukan tidak juga berhasil, hingga Ernest sampai pada kesimpulan bahwa cara terbaik untuk bisa membaur dengan sempurna adalah dengan menikahi seorang perempuan pribumi.
Ketika kuliah di Bandung, Ernest berkenalan dengan Meira (Lala Karmela). Meski melalui tentangan dari Papa Meira (Budi Dalton), tapi akhirnya mereka berpacaran. Dan kemudian menikah, dengan adat Cina, demi membahagiakan Papa dan Mama Ernest (Ferry Salim dan Olga Lidya).
Berhasil menikah dengan perempuan pribumi ternyata tidak menyelesaikan pergumulan Ernest. Ia mulai dirundung ketakutan, bagaimana jika kelak anaknya terlahir dengan penampilan fisik persis dirinya? Lalu harus mengalami derita bullying persis dirinya? Ketakutan ini membuat Ernest menunda-nunda untuk memiliki anak dan memicu konflik antara Ernest dan sang istri.
Review:
Film Ngenest: Kadang hidup perlu ditertawakan merupakan film pertama Ernest Prakasa. Ia mengawali karirnya sebagai stand-up comedian dan penulis, seperti halnya Raditya Dika. Namun, film ini berbeda dengan film-film Raditya Dika yang ceritanya selalu berkutat pada masalah percintaan atau mencari jodoh. Film garapan Ernest Prakasa ini cenderung memiliki makna yang lebih dalam karena menyinggung masalah sosial.
Ngenest bisa dibilang merupakan curahan hati (curhat)Ernest yang semasa hidupnya merasa diperlakukan “tidak adil” lantaran lahir dari keturunan Tionghoa. Curhatan ini sebelumnya sudah ia tuangkan dalam bentuk buku berjudul sama yang berkonsep trilogi.
Ngenest banyak sekali menampilkan fakta-fakta yang sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Mulai dari kebiasaan mengejek seseorang karena tampilan fisik mereka, hingga kebiasaan menilai sikap seseorang berdasarkan suku ataupun agama mereka. Dengan kata lain, film ini sebenarnya ingin menyentil orang-orang yang sering berlaku demikian, namun dengan cara yang halus sehingga tidak sampai menyinggung perasaan.
Secara cerita, Ngenest memiliki alur maju, dengan bagian pembuka dan penutup yang sangat berirama. Ya, film ini mengawali dan mengakhiri kisahnya dengan peristiwa kelahiran. Tahap demi tahap kehidupan Ernest pun dipaparkan dengan rapih dan berkesinambungan; mulai dari masa SD, SMP, SMA, Kuliah, hingga menjadi karyawan.
Akting yang ditampilkan para pemerannya juga cukup meyakinkan. Penonton bisa merasakan chemistry antara Ernest dan Lala. Sementara Morgan, tak disangka-sangka juga mampu melucu. Penampilan sejumlah komika, walaupun singkat, tentunya juga menjadi kekuatan film ini.
Singkatnya, Ernest berhasil mengemas sebuah isu yang cukup sensitif (bermuatan SARA) menjadi tontonan yang sangat menggelitik dan menghibur.






Review Film: Single

Review Single, Memiliki Pasangan Bukan Sekedar Memenuhi Tuntutan



Bintang.com, Jakarta Pemain: Raditya Dika, Annisa Rawles, Babe Cabita, Chandra Liow, Pandji Pragiwakso, Elvira Devinamira, Tinna Harahap, Rina Hassim, Dede Yusuf dan Dewi Hughes. Sutradara: Raditya Dika. Skenario: Raditya Dika, Sunil Soraya, Donny Dhirgantoro. Durasi: 127 menit

Sinopsis:
Ebi dikisahkan sebagai pria naif berusia 27 tahun yang belum memiliki pekerjaan tetap. Ia pun masih bergantung pada ibunya. Untuk mengisi waktu luangnya, Ebi kerap mengisi acara stand up comedy. Sikap Ebi ini sangat berbeda jauh dengan adiknya, Alva (Frederik Alexander).
Alva memiliki pencapaian hidup yang jauh lebih sukses dibanding Ebi. Bahkan, Alva akan melompati Ebi untuk menikah dengan pujaan hatinya. Di sisi lain, Ebi justru belum pernah pacaran dengan seorang wanita pun dalam hidupnya. Hal ini disebabkan karena Ebi kurang percaya diri saat berbicara dengan wanita.
Untuk menjaga harga dirinya di hari pernikahan Alva, Ebi pun memutuskan untuk mencari pendamping hidup. Bersama dua sahabatnya, Wawan (Pandji Pragiwaksono) dan Victor (Babe Cabita), Ebi mulai berpetualang. Tak perlu jauh-jauh, anak baru di kosannya, Angel (Annisa Rawles), ternyata telah meluluhkan hati Ebi yang kosong. Seperti namanya, Angel memiliki pribadi bak malaikat yang dapat membuat setiap lelaki terpincut kepadanya.
Namun perjalanan Ebi untuk mendapatkan cinta Angel tak berjalan mulus. Ia harus berhadapan dengan teman baik Angel yang juga diam-diam menaruh hati, Joe (Chandra Liow). Angel sudah menganggap Joe seperti kakaknya sendiri. Mengetahui Ebi juga menaruh hati pada Angel, Joe mengajaknya untuk bersaing secara sehat.
Jelang pernikahan Alva, Ebi mengajak teman-temannya untuk berlibur ke Bali, termasuk Angel. Di sana, salah paham mulai terjadi antara Ebi dan Angel yang membuat hubungan mereka semakin renggang. Tak hanya itu, Ebi juga sempat bersiteru dengan dua sahabatnya, Wawan dan Victor. Lalu, apakah masih ada kesempatan untuk Ebi mendapatkan hati Angel?

Review:
Sejak awal kemunculannya, Raditya Dika memang dikenal dengan kisah cintanya yang selalu berakhir tidak bahagia. Status Single atau jomblo pun seakan tak pernah lepas dari mantan kekasih Sherina Munaf ini. Film Single bukan karya pertama Dika sebagai sutradara. Sebelumnya, ia pernah menggarap beberapa film seperti Marmut Merah Jambu dan Malam Minggu Miko The Movie.
Film Single dikemas apik dalam efek visual yang cukup keren dan memanjakan mata setiap penontonnya. Sepanjang cerita fillm, penonton disuguhkan oleh adegan-adegan yang mengejutkan seperti ledakan dan terjun bebas dari ketinggian berpuluh-puluh meter di atas permukaan.
Melibatkan banyak bintang-bintang besar sebagai cameo, ternyata menjadi salah satu daya tarik dari film ini. Sebut saja seperti Pevita Pearce, Dede Yusuf dan Dewi Hughes yang muncul sebagai pemanis alur cerita film. Meski masih terbilang baru, namun akting Annisa Rawles dan Chandra Liouw sudah cukup baik dan mampu mengimbangi Dika, Pandji dan Babe yang sudah terlebih dahulu terjun di akting.
Tak hanya berlatar kosan, film ini juga menyuguhkan keindahan pemandangan di Bali. Meskipun mengusung genre drama komedi, namun cerita dalam film Single jauh lebih fresh yang membuatnya berbeda dari film kebanyakkan. Pasalnya, film ini juga menyelipkan nilai-nilai persahabatan, pengorbanan, serta keluarga yang menarik untuk disimak.
Film Single mengajarkan penonton bahwa memiliki pasangan bukan sekedar memenuhi tuntutan lingkungan semata. Tak hanya itu, kesendirian juga bukan aib yang harus disesalkan, justru dari sana manusia diajarkan untuk lebih bersyukur dengan apa yang dimilikinya dan lebih bermanfaat lagi bagi orang lain. Single sudah tayang di jajaran bioskop tanah air sejak 17 Desember 2015.

Foto-foto Adegan:
















Trailer film Single:

Trailer Film "Single"